BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia dengan lebih 13.000 pulau-pulaunya yang terletak di
daerah tropis dan di antara 2 samudera , kaya akan beranekaragam jenis siput
dan kerang. Ekspedisi demi ekspedisi telah diadakan, terutama untuk
mengungkapkan misteri fauna di daerah Wallace, yang merupakan daerah peralihan
dari Benua Asia dan Benua Australia.
Teluk
Gerupuk memiliki habitat yang cocok bagi kehidupan hewan-hewan Gastropoda
(hewan yang berjalan menggunakan perut), karena habitat pada teluk ini memiliki
kawasan mangrove yang habitatnya berupa kawasan estuari yang merupakan daerah
pertemuan antara air tawar dengan air asin. Tentunya banyak nutrisi yang
terkandung pada kawasan estuari, karena air tawar yang masuk banyak membawa
nutrisi-nutrisi penting bagi kelangsungan hidup dari tumbuh-tumbuhan maupun
hewan yang terdapat pada kawasan tersebut, terutama bagi hewan-hewan gastropoda.
Umumnya
hewan gastropoda ini bersimbiosis dengan tumbuhan mangrove. Di mana
simbiosisnya merupakan simbiosis mutualisme. Karena biasanya hewan gastropoda
ini melangsungkan kehidupan serta berkembang biak di atas tumbuhan mangrove.
Sedangkan bagi mangrove, telah mendapatkan nutrisi tambahan dari feses dari
hewan-hewan gastropoda.
Dari
kekayaan biota yang dimiliki oleh habitat mangrove yang terdapat di Teluk
Gerupuk, namun data yang tentang keanekaragamannya belum ada secara spesifik.
Jadi pada kegiatan praktikum lapangan ini, diharapkan dapat menambah database
tentang keanekaragaman hewan-hewan gastropoda yang terdapat di pantai Gerupuk.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun
tujuan dari praktikum lapangan ini adalah unutk mendapatkan database tentang keanekaragaman dan kelimpahan jenis pada kelas
gastropoda yang terdapat di Ekosistem Mangrove
Teluk Gerupuk.
1.3 Manfaat Praktikum
Manfaat
dari Praktikum Lapangan ini adalah :
·
Untuk dijadikan refrensi didalam
melakukan praktikum lapangan selanjutnya.
·
Memberika informasi ilmiah tentang
hewan-hewan gatropoda yang terdapat di Ekosistem Mangrove Pantai Gerupuk.
·
Mengetahui keberagaman dan kemelimpahan
Gastropoda di Ekosistem Mangrove Teluk Gerupuk.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Klasifikasi
Hewan-hewan gastropoda merupakan hewan yang termasuk dalam
anggota filum Mollusca. Di mana mollusca ini merupakan yang kedua terbanyak
setelah Arthropoda. Diperkirakan anggota dari filum mollusca sampai saat ini
berjumlah kurang lebih 100.000. disamping itu ada kurang lebih 20.000 spesies
fosilnya yang pernah hidup di dunia.
Mollusca juga dikenal sebagai binatang lunak, ialah binatang
yang berdaging dan tidak memiliki tulang (hewan lunak), ada yang dilindungi
oleh cangkang atau rumahnya dan ada pula yang tak bercangkang. Bentuk cangkang
bermacam-macam, ada yang bercangkang tunggal (Gastropoda), bercangkang ganda (Bivalvia),
berbentuk sepeti tanduk atau gading gajah mini (Scaphopoda), berlapis-lapisseperti susunan genting ( Polyplacophora/Chiton) dan ada pula yang
cangkangnya terletak di dalam tubuhnya, misalnya pada cumi-cumi (Loligo sp.) dan suntung (Sepia sp.)
Kelas gastropoda disebut juga binatang berkaki perut,
kebanyakan hidup di laut tetapi ada juga sebagian yang hidup di darat.
Mempunyai anggota yang terbanyak, yakni sekitar separuh anggota dari binatang
mollusca. Bentuk cangkang dari hewan gastropoda pada pertumbuhannya
memperlihatkan perputaran spiral dengan sudut 180°, di mana binatangnya akan
kembali ke poisisii semula. Mempunyai kepala dan mata, umumnya mempunyai
radula.
Dibagi dalam 3 Sub
class, yaitu:
·
Sub class Prosobranchia:
Pada
umumnya bernafas dengan insang yang terletak di bagian depan. Umumnya mempunyai
operculum ataututp yang menempel pada kakinya, operculum ini berfungsi sebagai
penutup, bila binatangnya masuk ke dalam. Mempunyai alat kelamin yang terpisah
kebanyakan hidupnya di laut tetapi ada dua pengecualian, misalnya yang hidup di
daratan antara dari family Cyclophoridae dan Pupinidae bernafas dengan paru-paru dan
yang hidup di air tawar antara lain dari
family Thairidae.
·
Sub class Opisthobranchia:
Insangnya
terletak di sebelah belakang. Hidup di laut umumnya mempunyai cangkang yang
tipis, tetapi ada sebagian yang tidak mempunyai
cangkang (lintah laut/ sea slug), antara lain dari ordo Nudibranchia. Semuanya hermaphrodite,
yaitu setiap siput mempunyai dua kelamin, jantan dan betina.
·
Sub class Pulmonata
Mempunyai
rongga mantle yang berfungsi sebagai paru-paru. Hampir semuanya hidup di darat
dan umumnya adalah hermaphrodite. Yang tidak mempunyai cangkang disebut siput telanjang/land slug.
Klasifikasi hewan Gastropoda:
Kerajaan
:
Animalia
Filum
: Mollusca
Kelas
: Gastropoda
Sub kelas : Prosobranchia
Opisthobranchia
Pulmonata
Gambar 2.1: morfologi hewan Gastropoda
2.2 Evolusi
Siput-siput yang hidup sekarang adalah
merupakan hasil evolusi dari beberapa juta tahun terakhir ini dan sudah sama
dengan yang ada pada zaman Pliocene
(kira-kira 7juta tahun yang lampau) atau zaman Miocene (kira-kira 30 juta tahun yang lampau).
Semua binatang mollusca mula-mula berasal
dari lautan. Siput darat berevolusi sangat lambat, system pernafasannya berubah
dari insang menjadi paru-paru. Siput darat diketahui telah ada di bumi kita
kira-kira sejak 350 juta tahun yang lalu.
Di bawah ini digambarkan pembagian daerah
siput-siput daratan (terrestirial) dan siput lautan (marine).
Semua binatang mollusca hidup di lautan,
terkecuali sebagian dari anggota gastropoda dan bivalvia yang hidup pda derah
terrestrial. Bivalvia ada yang hidup di air tawar, sedangkan Gastropoda ada yang
hidup di darat dan air tawar.
2.3
Reproduksi
Hewan gastropoda melangsungkan perkawinan yang lebih tinggi
tingkatannya dibandingkan dengan hewan mollusca lainnya, di mana sel telur
setelah dibuahi oleh sperma akan terjadi zygote dan menjadi telur. Telur ini
dikeluarkan satu persatu dari saluran telur betina. Bentuk san cara meletakkan
telurnya bermacam-macam.
Waktu yang dibutuhkan untuk menetaskan telurnya bervariasi.,
tergantung dari pada jenisnya. Ada jenis siput yang beberapa hari saja telurnya
menetas tetapi ada juga yang sampai 3 bulan.
2.4
Cangkang
a. Terbentuknya cangkang
Tubuh siput terdiri dari empat bagian utama, yaitu kepala,
kaki, isi perut dan mantel.pada kepala terdapat dua mata, 2 tentacle, sebuah
mulut (proboscis) dan sebuah siphon. Umumnya makanan dan faktor keturunan
merupakan hal yang mempengaruhi dalam terbentuknya cangkang. Makanan yang
dibutuhkan oleh siput umumnya adalah kalsium karbonat serta pigmen lain yang
akan diserap oleh mantel.mantel inilah yang merupakan arsitek dalam pembentukkan
struktur serta corak warna dari pada cangkang. Lapisan struktur cangkang ini
dinamakan lapisan prismatic.
b. Struktur cangkang
Sebagian besar struktur cangkang terbuat dari kalsium
karbonat, yaitu kira-kira 89 – 99% dan sebagian lainnya terdiri dari 1 – 2%
phosphate., bahan organic conchiolin dan air. Lapisan nacreous yang mengkilap
mengandung jauh lebih banyak conchiolin dibandingkan dengan lapisan prismatic.
2.5
Habitat
Siput darat Pulmonata ada
yang hidup di tanah ada juga yang memanjat pohon-pohon yang tinggi. Sambil
berjalan mengeluarkan lender yang bila mengering terlihat mengkilap seperti
kaca. Meskipun hidup di darat, siput-siput inimenyukai tempat-tempat yang
lembab, karena siput ini membutuhkan banyak air untuk memproduksi lender yang
banyak dikeluarkan sewaktu berjalan. Sebagian siput gastropoda hidup di daerah
hutan-hutan bakau, ada yang hidup di atas tanah berlumburatau tergenang airnya,
ada pula yang menempel pada akarnya, malahan ada yang memanjatnya, misalnya
pada Littorina cassidula, Cerithiidae dan lain-lain.
Gambar 2.2 pembagian daerah siput daratan dan lautan
BAB III
METODE
3.1
Pelaksanaan Praktikum
3.1.1
Waktu praktikum :
Minggu-Senin, 1-2 januari 2012
3.1.2
Tempat praktikum :
Hutan Bakau di Pantai Gerupuk kecamatan Pujut Lombok Tengah
3.2
Alat dan Bahan
3.2.1
Alat praktikum
o
Tali rafia
o
Alat tulis
3.2.2
Bahan praktikum
o
Hewan gastropoda
3.3
Metode pengambilan data
·
Dipasang jalur transek sepanjang 400 m
ke dalam hutan mangrove
·
Dibuat plot menggunakan tali raffia
dengan ukuran 10x10 m2 dengan jarak masing-masing plot adalah 50 m.
·
Dihitung jumlah masing-masing hewan
gastropoda yang terdapat pada masing-masing plot
·
Dicatat kedalam tabel
3.4
Analisis data
Data
yang didapat dianalisis dengan menggunakan rumus indeks keragaman jenis
Shannon-wiener. Halini untuk membandingkan tingkat keanekaragaman jenis dari
hewan-hewan gastropoda yang dihitung dengan rumus:
Keterangan:
H’ = indeks keanekaragaman jenis
ni =
jumlah individu suatu jenis
N = jumlah individu dari seluruh jenis
Ln =
logaritma natural
BAB
IV
HASIL
dan PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Dari
hasil pengamtan di lapangan didapatkan jumlah jenis dari kelas Gastropoda,
yaitu:
4.2 Hasil
Pengamatan
No
|
Filum-Spesies
|
Jumlah
Individu/plot
|
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
jumlah
|
||
A
|
Moluska
|
|
|
|
|
|
1
|
Littorina sp.
|
25
|
15
|
15
|
15
|
70
|
2
|
Littorina scabra
|
25
|
7
|
4
|
3
|
39
|
4.3
Analisis Data
a.
Littorina sp
= - 0,0642-0,2843
=
0,3485
b.
Littorina scabra
= - 0,36 – 1,023
= 1,383
4.2
Pembahasan
Selama
penelitiandi Teluk Gerupuk jumlah total dari gastropoda yang berhasil
didapatkan dari 4 plot sebanyak 109 dengan 2 jenis dalam satu suku Littorinaceae yaitu jenisnya
Littorina scabra berjumlah 39 dan Littorina sp. berjumlah 70.
Gambar: Littorina scabra
Klasifikasi
ilmiah:
Kingdom :Animalia
Phylum :
Molusca
Class
: Gastropoda
Ordo : Mesogastropoda
Family
: Littorinaceae
Genus :
Littorina
Spesies : Littorina scabra. (Pechenik, 2000)
Pada plot ke-1 yang berhadapan langsung dengan
laut ditemukan jenis Littorina scabra
dan Littorina sp. masing-masing berjumlah
25 dengan substrat pasir berlumpur, plot ke-2 di temukan jenis Littorina scabra
sebanyak 7 dan Littorina sp. berjumlah
15 dengan substrat berlumpur keras, plot
ke-3 ditemukan jenis Littorina scabra jumlah 4dan Littorina sp. berjumlah 15
dengan substrat lumpur lembek dan pada plot ke-4 ditemukan jenis Littorina
scabra berjumlah 3 dan Littorina sp. sebanyak 15 dengan subsrat lumpur berair.
Gambar : Littorina sp.
Klasifikasi
ilmiah:
Kingdom :Animalia
Phylum :
Molusca
Class
: Gastropoda
Sub class : Prosobranchi
Ordo : Mesogastropoda
Family
: Littorinaceae
Genus :
Littorina
Spesies : Littorina sp. (Pechenik, 2000)
Dari hasil pengamatan ini bahwa pada
ekosistem mangrove di Teluk Gerupuk memiliki keanekaragaman jenis biota
khususnya gastropoda yang paling banyak kelimpahannya yaitu Littorina
scabra dengan angka kelimpahannya sebesar 0,3458 dan Littorina sp. sebesar 1,383. Ini menunjukkan bahwa biota khususnya
gastropoda pada ekosistem mangrove di Teluk Gerupuk keanekaragaman dan
kelimpahannya relative rendah ini dikarenakan hanya spesies tertentu yang mampu
beradaptasi pada lingkungan mangrove dimana jenis Littorina
scabra dan Littorina sp. ini mampu
hidup pada substrat yang pasir berlumpur, berlumpur lembek dan yang
bersalinitas sedang berkisar antara 10-20 per mil.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian dari 4 plot didapatkan sebanyak 109 dengan 2 jenis dalam satu suku Littorinaceae yaitu jenisnya Littorina scabra berjumlah 39 dan Littorina sp. berjumlah 70. Ini
menunjukkan bahwa biota khususnya gastropoda pada ekosistem mangrove di Teluk
Gerupuk keanekaragaman dan kelimpahannya relative rendah ini dikarenakan hanya
spesies tertentu yang mampu beradaptasi pada lingkungan mangrove dimana
jenis Littorina scabra dan Littorina
sp. ini mampu hidup pada substrat yang pasir berlumpur,
berlumpur lembek dan yang bersalinitas sedang berkisar antara 10-20 per mil.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011.
Gastropoda. http:// Wikipedia.com/ wiki. Diakses 11 Januari 2012.
Bunjamin Dharma. 1988.
Siput Dan Kerang Indonesia 1 (Indonesia
Shells). Jakarta: Sarana Graha.
Romymohtarto,
kasijan,dkk.2009. Biologi Laut. Jakarta : Djambatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar