Senin, 09 April 2012

DAMPAK POSITIF DARI FITOPLANKTON (Chlorella sp. dan Tetraselmis chuii)


Fitoplankton merupakan jenis alga, termasuk ke dalam sub filum Thallofita yang mempunyai klorofil. Fitoplankton yang ada di seluruh dunia adalah sebagai produsen primer, dapat menyediakan makanan untuk fauna lebih banyak daripada seluruh flora yang ada di daratan. Kapasitas fotosintesis dari semua fitoplankton yang ada di laut lebih besar daripada seluruh flora yang ada di daratan. Dengan adanya konsentrasi fitoplankton yang besar di laut maka terdapat banyak zooplankton sebagai konsumen primer bagi ikan, udang-udangan dan sebagainya.
Penyebarluasan teknologi dalam bidang budidaya fitoplankton berperan penting bagi pembenihan ikan dan udang laut. Teknologi praktis budidaya fitoplankton yang dilakukan di IPPTP Bojonegara Serang adalah merupakan bagian dari transfer teknologi yang disampaikan oleh para tenaga ahli budidaya laut Jepang kepada para pendamping Indonesia selama enam tahun. Dua jenis fitoplankton Chlorella sp. dan Tetraselmis chuii telah digunakan dalam praktek budidaya fitoplankton ini.
Sistematika dan morfologi Chlorella sp.
Menurut Vashista (1979), Cholrella termasuk dalam :
Filum : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Chlorococcales
Famili : Chlorellaceae
Genus : Chlorella
Spesies : Chlorella sp.
Gambar 1.1 bentuk morfologi dari Chlorella sp.
Sumber : Anonim, 2012

Sel Chlorella berbentuk bulat, hidup soliter, berukuran 2-8 μm. Dalam sel Chlorella mengandung 50% protein, lemak serta vitamin A, B, D, E dan K, disamping banyak terdapat pigmen hijau (klorofil) yang berfungsi sebagai katalisator dalam proses fotosintesis (Sachlan, 1982).
Sel Chlorella umumnya dijumpai sendiri, kadang-kadang bergerombol. Protoplast sel dikelilingi oleh membrane yang selektif, sedangkan di luar membran sel terdapat dinding yang tebal terdiri dari sellulosa dan pektin. Di dalam sel terdapat suatu protoplast yang tipis berbentuk seperti cawan atau lonceng dengan posisi menghadap ke atas. Pineroid-pineroid stigma dan vacuola kontraktil tidak ada (Vashista, 1979). Warna hijau pada alga ini disebabkan selnya mengandung klorofil a dan b dalam jumlah yang besar, di samping karotin dan xantofil (Volesky, 1970).
 Sistematika Tetraselmis chuii
Menurut Butcher (1959) mengklasifikasikan kedudukan Tetraselmis chuii
sebagai berikut :
Filum : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Volvocales
Sub ordo : Chlamidomonacea
Genus : Tetraselmis
Spesies : Tetraselmis chuii
Gambar 1.2 bentuk morfologi dari Tetraselmis chuii
Sumber : Anonim, 2012

Tetraselmis chuii termasuk alga hijau, mempunyai sifat selalu bergerak, berbentuk oval elips, mempunyai empat buah flagella pada ujung depannya yang berukuran 0,75-1,2 kali panjang badan dan berukuran 10x6x5 μm (Butcher, 1959).
Menurut Mujiman (1984), Sel-sel Tetraselmis chuii berupa sel tunggal yang berdiri sendiri. Ukurannya 7-12 μm, berkolorofil sehingga warnanya pun hijau cerah. Pigmen penyusunnya terdiri dari klorofil. Karena memiliki flagella maka Tetraselmis dapat bergerak seperti hewan.
Pigmen klorofil Tetraselmis chuii terdiri dari dua macam yaitut karotin dan xantofil. Inti sel jelas dan berukuran kecil serta dinding sel mengandung bahan sellulosa dan pektosa.
Peranan dalam budidaya perikanan
Kegunaan Chlorella secara tidak langsung mulai berkembang. Chlorella merupakan makanan hidup bagi jenis-jenis tertentu golongan ikan sehingga seringkali sangat diperlukan dalam budidaya. Penyediaan makanan alami berupa plankton nabati dan plankton hewani yang tidak cukup tersedia, seringkali menyebabkan kegagalan dalam mempertahankan kelangsungan hidup larva pada pemeliharan larva udang Penaeid. Seperti halnya Chlorella, Tetraselmis juga sangat penting untuk menunjang budidaya perikanan, terutama sebagai pakan yang baik pada larva ikan maupun udang.
Peranan bagi manusia
Menurut Prescott (1976), jasad renik dengan kesanggupannya tumbuh dan berkembang biak dengan cepat serta bergizi tinggi, merupakan potensi sumber bahan makanan yang dapat membantu mengatasi masalah kebutuhan protein bagi kehidupan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Dari berbagai penelitian yang telah dilakukannya mengenai Chlorella, ternyata jenis alga memenuhi syarat untuk dipergunakan sebagai bahan makanan manusia. Penelitian Spoehr dan Milner dalam Burlew (1976) misalnya, menunjukkan bahwa alga mempunyai kandungan nutrisi yang dapat dikontrol menurut kondisi kulturnya. Chlorella termasuk cepat dalam berkembang biak, mengandung gizi yang cukup tinggi, yaitu protein 42,2%, lemak kasar 15,3%, nitrogen dalam bentuk ekstrak, kadar air 5,7%, dan serat 0,4%. Untuk setiap berat kering yang sama, Chlorella mengandung vitamin A, B, D, E, dan K, yaitu 30 kali lebih banyak dari pada vitamin yang terdapat dalam hati anak sapi, setta empat kali vitamin yang terkandung dalam sayur bayam, kecuali vitamin C (Watanabe, 1978).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Chlorella dapat digunakan sebagai makanan tambahan yakni ditambahkan ke dalam es krim, roti, ataupun air susu sapi. Dengan penambahan tepung Chlorella, ternyata dapat meningkatkan kadar protein sebesar 20% dan lemak 75% di dalam roti dan mie, dan kira-kira 30% protein dan lemak 15% di dalam es krim (Verkarataman, 1969).
Chlorella juga menghasilkan suatu antibiotik yang disebut Chlorellin, yaitu suatu zat yang dapat melawan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh bakteri (Vashista, 1979). Hingga kini manfaat Tetraselmis sangat penting dalam dunia perikanan, sedangkan pada manusia belum ada hubungannya secara langsung. Tetraselmis termasuk dalam kelas Chlorophyceae yang merupakan salah satu alga laut yang dimanfaatkan sebagai pakan ikan, udang dan kerang-kerang.





DAFTAR PUSTAKA
Vashista, B. R. 1979. Botany for Degree Student. S. Chand and Company Ltd. Ram Nager. New Delhi.
Sachlan, M. 1982. Planktonologi. Fakultas Peternakan dan Perikanan Universitas Diponegoro. Semarang.
Iis Rostini, S.Pi. 2007. Kultur Fitoplankton (Chlorella sp. dan Tetraselmis chuii) Pada Skala  Laboratorium. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Padjajaraan.Jatinangor
Watanabe, T. 1979. Nutritional Quality of Living Feeds Used in Seed Production of Fish. Proc. Japan-Soviet Joint. Symp Agriculture 7.
http://xampria.blogspot.com/