Jumat, 10 Agustus 2012

KEANEKARAGAMAN DAN KEMELIMPAHAN BIOTA (GATROPODA) PADA EKOSISTEM MANGROVE DI PANTAI GERUPUK


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

      Indonesia dengan lebih 13.000 pulau-pulaunya yang terletak di daerah tropis dan di antara 2 samudera , kaya akan beranekaragam jenis siput dan kerang. Ekspedisi demi ekspedisi telah diadakan, terutama untuk mengungkapkan misteri fauna di daerah Wallace, yang merupakan daerah peralihan dari Benua Asia  dan Benua Australia.
Teluk Gerupuk memiliki habitat yang cocok bagi kehidupan hewan-hewan Gastropoda (hewan yang berjalan menggunakan perut), karena habitat pada teluk ini memiliki kawasan mangrove yang habitatnya berupa kawasan estuari yang merupakan daerah pertemuan antara air tawar dengan air asin. Tentunya banyak nutrisi yang terkandung pada kawasan estuari, karena air tawar yang masuk banyak membawa nutrisi-nutrisi penting bagi kelangsungan hidup dari tumbuh-tumbuhan maupun hewan yang terdapat pada kawasan tersebut, terutama bagi hewan-hewan gastropoda.
Umumnya hewan gastropoda ini bersimbiosis dengan tumbuhan mangrove. Di mana simbiosisnya merupakan simbiosis mutualisme. Karena biasanya hewan gastropoda ini melangsungkan kehidupan serta berkembang biak di atas tumbuhan mangrove. Sedangkan bagi mangrove, telah mendapatkan nutrisi tambahan dari feses dari hewan-hewan gastropoda.
Dari kekayaan biota yang dimiliki oleh habitat mangrove yang terdapat di Teluk Gerupuk, namun data yang tentang keanekaragamannya belum ada secara spesifik. Jadi pada kegiatan praktikum lapangan ini, diharapkan dapat menambah database tentang keanekaragaman hewan-hewan gastropoda yang terdapat di pantai Gerupuk.


1.2  Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum lapangan ini adalah unutk mendapatkan database tentang  keanekaragaman dan kelimpahan jenis pada kelas gastropoda yang terdapat di Ekosistem Mangrove  Teluk Gerupuk.

1.3  Manfaat Praktikum
Manfaat dari Praktikum Lapangan ini adalah :
·         Untuk dijadikan refrensi didalam melakukan praktikum lapangan selanjutnya.
·         Memberika informasi ilmiah tentang hewan-hewan gatropoda yang terdapat di Ekosistem Mangrove Pantai Gerupuk.
·         Mengetahui keberagaman dan kemelimpahan Gastropoda di Ekosistem Mangrove Teluk Gerupuk.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi

       Hewan-hewan gastropoda merupakan hewan yang termasuk dalam anggota filum Mollusca. Di mana mollusca ini merupakan yang kedua terbanyak setelah Arthropoda. Diperkirakan anggota dari filum mollusca sampai saat ini berjumlah kurang lebih 100.000. disamping itu ada kurang lebih 20.000 spesies fosilnya yang pernah hidup di dunia.
       Mollusca juga dikenal sebagai binatang lunak, ialah binatang yang berdaging dan tidak memiliki tulang (hewan lunak), ada yang dilindungi oleh cangkang atau rumahnya dan ada pula yang tak bercangkang. Bentuk cangkang bermacam-macam, ada yang bercangkang tunggal (Gastropoda), bercangkang ganda (Bivalvia), berbentuk sepeti tanduk atau gading gajah mini (Scaphopoda), berlapis-lapisseperti susunan genting ( Polyplacophora/Chiton) dan ada pula yang cangkangnya terletak di dalam tubuhnya, misalnya pada cumi-cumi (Loligo sp.) dan suntung (Sepia sp.)
       Kelas gastropoda disebut juga binatang berkaki perut, kebanyakan hidup di laut tetapi ada juga sebagian yang hidup di darat. Mempunyai anggota yang terbanyak, yakni sekitar separuh anggota dari binatang mollusca. Bentuk cangkang dari hewan gastropoda pada pertumbuhannya memperlihatkan perputaran spiral dengan sudut 180°, di mana binatangnya akan kembali ke poisisii semula. Mempunyai kepala dan mata, umumnya mempunyai radula.
Dibagi dalam 3 Sub class, yaitu:
·         Sub class Prosobranchia:
Pada umumnya bernafas dengan insang yang terletak di bagian depan. Umumnya mempunyai operculum ataututp yang menempel pada kakinya, operculum ini berfungsi sebagai penutup, bila binatangnya masuk ke dalam. Mempunyai alat kelamin yang terpisah kebanyakan hidupnya di laut tetapi ada dua pengecualian, misalnya yang hidup di daratan antara dari family Cyclophoridae  dan  Pupinidae bernafas dengan paru-paru dan yang hidup di air tawar  antara lain dari family Thairidae.
·         Sub class Opisthobranchia:
Insangnya terletak di sebelah belakang. Hidup di laut umumnya mempunyai cangkang yang tipis, tetapi ada sebagian yang tidak mempunyai  cangkang (lintah laut/ sea slug), antara lain dari ordo Nudibranchia. Semuanya hermaphrodite, yaitu setiap siput mempunyai dua kelamin, jantan dan betina.


·         Sub class Pulmonata
Mempunyai rongga mantle yang berfungsi sebagai paru-paru. Hampir semuanya hidup di darat dan umumnya adalah hermaphrodite. Yang tidak mempunyai cangkang  disebut siput telanjang/land slug.

Klasifikasi hewan Gastropoda:
Kerajaan                 : Animalia
Filum                      : Mollusca
Kelas                      : Gastropoda
Sub kelas                : Prosobranchia
                                      Opisthobranchia
                                      Pulmonata

Gambar 2.1: morfologi hewan Gastropoda
2.2 Evolusi
       Siput-siput yang hidup sekarang adalah merupakan hasil evolusi dari beberapa juta tahun terakhir ini dan sudah sama dengan yang ada pada zaman Pliocene (kira-kira 7juta tahun yang lampau) atau zaman Miocene (kira-kira 30 juta tahun yang lampau).
       Semua binatang mollusca mula-mula berasal dari lautan. Siput darat berevolusi sangat lambat, system pernafasannya berubah dari insang menjadi paru-paru. Siput darat diketahui telah ada di bumi kita kira-kira sejak 350 juta tahun yang lalu.
       Di bawah ini digambarkan pembagian daerah siput-siput daratan (terrestirial) dan siput lautan (marine).
Semua binatang mollusca hidup di lautan, terkecuali sebagian dari anggota gastropoda dan bivalvia yang hidup pda derah terrestrial. Bivalvia ada yang hidup di air tawar, sedangkan Gastropoda ada yang hidup di darat dan air tawar.

2.3 Reproduksi
       Hewan gastropoda melangsungkan perkawinan yang lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan hewan mollusca lainnya, di mana sel telur setelah dibuahi oleh sperma akan terjadi zygote dan menjadi telur. Telur ini dikeluarkan satu persatu dari saluran telur betina. Bentuk san cara meletakkan telurnya bermacam-macam.
       Waktu yang dibutuhkan untuk menetaskan telurnya bervariasi., tergantung dari pada jenisnya. Ada jenis siput yang beberapa hari saja telurnya menetas tetapi ada juga yang sampai 3 bulan.

2.4 Cangkang
a. Terbentuknya cangkang
       Tubuh siput terdiri dari empat bagian utama, yaitu kepala, kaki, isi perut dan mantel.pada kepala terdapat dua mata, 2 tentacle, sebuah mulut (proboscis) dan sebuah siphon. Umumnya makanan dan faktor keturunan merupakan hal yang mempengaruhi dalam terbentuknya cangkang. Makanan yang dibutuhkan oleh siput umumnya adalah kalsium karbonat serta pigmen lain yang akan diserap oleh mantel.mantel inilah yang merupakan arsitek dalam pembentukkan struktur serta corak warna dari pada cangkang. Lapisan struktur cangkang ini dinamakan lapisan prismatic.
b. Struktur cangkang
       Sebagian besar struktur cangkang terbuat dari kalsium karbonat, yaitu kira-kira 89 – 99% dan sebagian lainnya terdiri dari 1 – 2% phosphate., bahan organic conchiolin dan air. Lapisan nacreous yang mengkilap mengandung jauh lebih banyak conchiolin dibandingkan dengan lapisan prismatic.



2.5 Habitat
       Siput darat Pulmonata ada yang hidup di tanah ada juga yang memanjat pohon-pohon yang tinggi. Sambil berjalan mengeluarkan lender yang bila mengering terlihat mengkilap seperti kaca. Meskipun hidup di darat, siput-siput inimenyukai tempat-tempat yang lembab, karena siput ini membutuhkan banyak air untuk memproduksi lender yang banyak dikeluarkan sewaktu berjalan. Sebagian siput gastropoda hidup di daerah hutan-hutan bakau, ada yang hidup di atas tanah berlumburatau tergenang airnya, ada pula yang menempel pada akarnya, malahan ada yang memanjatnya, misalnya pada Littorina cassidula, Cerithiidae  dan lain-lain.

Gambar 2.2 pembagian daerah siput daratan dan lautan
 
BAB III
METODE

3.1 Pelaksanaan Praktikum
            3.1.1 Waktu praktikum                       : Minggu-Senin,  1-2 januari 2012
3.1.2 Tempat praktikum                      : Hutan Bakau di Pantai Gerupuk             kecamatan Pujut Lombok Tengah                                                                                          
3.2 Alat dan Bahan
            3.2.1 Alat praktikum
o   Tali rafia
o   Alat tulis
3.2.2 Bahan praktikum
o   Hewan gastropoda

3.3 Metode pengambilan data
·         Dipasang jalur transek sepanjang 400 m ke dalam hutan mangrove
·         Dibuat plot menggunakan tali raffia dengan ukuran 10x10 m2 dengan jarak masing-masing plot adalah 50 m.
·         Dihitung jumlah masing-masing hewan gastropoda yang terdapat pada masing-masing plot
·         Dicatat kedalam tabel

3.4 Analisis data
Data yang didapat dianalisis dengan menggunakan rumus indeks keragaman jenis Shannon-wiener. Halini untuk membandingkan tingkat keanekaragaman jenis dari hewan-hewan gastropoda yang dihitung dengan rumus:
           
Keterangan:
H’  = indeks keanekaragaman jenis
ni   = jumlah individu suatu jenis
N   = jumlah individu dari seluruh jenis
Ln = logaritma natural

BAB IV
HASIL dan PEMBAHASAN

4.1 Hasil
            Dari hasil pengamtan di lapangan didapatkan jumlah jenis dari kelas Gastropoda, yaitu:
4.2 Hasil Pengamatan
No
Filum-Spesies
Jumlah Individu/plot

1
2
3
4
jumlah
A
Moluska





1
Littorina sp.
25
15
15
15
70
2
Littorina scabra
25
7
4
3
39

4.3 Analisis Data
a.      Littorina sp
       = - 0,0642-0,2843
       = 0,3485

b.      Littorina scabra
 
        = - 0,36 – 1,023
        = 1,383

4.2 Pembahasan

Selama penelitiandi Teluk Gerupuk jumlah total dari gastropoda yang berhasil didapatkan dari 4 plot sebanyak 109 dengan 2 jenis  dalam satu suku Littorinaceae yaitu jenisnya Littorina scabra berjumlah 39 dan Littorina sp. berjumlah 70.


Gambar: Littorina scabra


Klasifikasi ilmiah:
Kingdom          :Animalia
Phylum            : Molusca
Class                : Gastropoda
Ordo                : Mesogastropoda
Family             : Littorinaceae
Genus              : Littorina
Spesies            : Littorina scabra. (Pechenik, 2000)


 Pada plot ke-1 yang berhadapan langsung dengan laut ditemukan jenis Littorina scabra dan Littorina sp. masing-masing berjumlah 25 dengan substrat pasir berlumpur, plot ke-2 di temukan jenis Littorina scabra sebanyak  7 dan Littorina sp. berjumlah 15 dengan substrat  berlumpur keras, plot ke-3 ditemukan jenis Littorina scabra jumlah 4dan Littorina sp. berjumlah 15 dengan substrat lumpur lembek dan pada plot ke-4 ditemukan jenis Littorina scabra berjumlah 3 dan Littorina sp. sebanyak 15 dengan subsrat lumpur berair.
 

Gambar : Littorina sp.

Klasifikasi ilmiah:
Kingdom          :Animalia
Phylum            : Molusca
Class                : Gastropoda
Sub class         : Prosobranchi
Ordo                : Mesogastropoda
Family             : Littorinaceae
Genus              : Littorina
Spesies            : Littorina sp. (Pechenik, 2000)

Dari hasil pengamatan ini bahwa pada ekosistem mangrove di Teluk Gerupuk memiliki keanekaragaman jenis biota khususnya gastropoda yang paling banyak kelimpahannya  yaitu Littorina scabra dengan angka kelimpahannya sebesar 0,3458 dan Littorina sp. sebesar 1,383. Ini menunjukkan bahwa biota khususnya gastropoda pada ekosistem mangrove di Teluk Gerupuk keanekaragaman dan kelimpahannya relative rendah ini dikarenakan hanya spesies tertentu yang mampu beradaptasi pada lingkungan mangrove dimana jenis  Littorina scabra dan Littorina sp.  ini mampu  hidup pada substrat yang pasir berlumpur, berlumpur lembek dan yang bersalinitas sedang berkisar antara 10-20 per mil.



BAB IV
 PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dari 4 plot didapatkan sebanyak 109 dengan 2 jenis  dalam satu suku Littorinaceae yaitu jenisnya Littorina scabra berjumlah 39 dan Littorina sp. berjumlah 70. Ini menunjukkan bahwa biota khususnya gastropoda pada ekosistem mangrove di Teluk Gerupuk keanekaragaman dan kelimpahannya relative rendah ini dikarenakan hanya spesies tertentu yang mampu beradaptasi pada lingkungan mangrove dimana jenis  Littorina scabra dan Littorina sp.  ini mampu  hidup pada substrat yang pasir berlumpur, berlumpur lembek dan yang bersalinitas sedang berkisar antara 10-20 per mil.