Selasa, 06 November 2012

SIKLUS HIDUP ULVA, ULUTHRIX, DAN VOLVOX CIRI-CIRI UMUM, KLASIFIKASI, DAN PERKEMBANGBIAKAN CHRYSOPHYTA, PHAEOPHYTA, DAN RHODOPHYTA



I. SIKLUS HIDUP

a)      Ulva

Ganggang ini ditemukan di dasar perairan laut dan menempel di dasar, bentuk seperti lembaran daun. Berkembangbiak secara vegetatif dengan menghasilkan spora, dan spora tumbuh menjadi Ulva yang haploid (n). Ulva haploid disebut gametofit haploid. Kemudian secara generatif menghasilkan gamet jantan dan gamet betina. Pertemuan gamet jantan dan gamet betina akan menghasilkan zigot (2n). Zigot berkembang menjadi Ulva yang diploid disebut sporofit. Selanjutnya sporofit membentuk spora yang haploid setelah mengalami meiosis. Selanjutnya mengalami mitosis dan menghasilkan gametofit haploid.

Siklus hidup Ulva merupakan suatu contoh pegiliran generasi isomorfik. Generasi seksual haploid (gametofit) dan generasi diploid (sporofit), identik dengan penampakan (isomorfik).

Berikut ringkasan proses reproduksi Ulva.
1. Gametofit menghasilkan
2. gamet, membentuk
3. zigot melalui singami.
4. Zigot berkembang menjadi sporofit, kemudian berkembang menjadi sporangia.
5. Sporangia menghasilkan sel-sel reproduksi yang disebut zoospore.
6. Sel-sel ini berkembang secara langsung menjadi gametofit.
b)     Ulothrix



Pada gangang ini filamennya juga tidak bercabnag-cabang, melainkan terdiri dari sebaris sel yang silindris dan pendek berkaitan pada ujung pangkalnya. Sel pangkal biasanya berubah menjadi pelengkap. Tumbuhan ini dijumpai menempel pada batu – batuan dan benda lain dalam sungai kecil dan danau, tetapi juga terdapat dalam masa yang terapung bebas, sebagaimana Spirogyra di permukaan air. Setiap sel hanya mengandung kloroplas yang bentuknya seperti sabuk yang terbuka pada kedua ujungnya. Kloroplas itu dapat mengambil bentuk silinder yang sempurna atau hanya sekitar sebagian selnya, dan mengandung satu atau beberapa pirenoid.

Reproduksi asexual pada Ulothrix berlangsung dengan fragmentasi dan zoospore. Pembentukan zoospore pada Ulothrix dapat dikemukakan sebagai contoh dipertahankannya sifat nenek moyang dalam ontogeny lebih kemudian ke tumbuhan yang bersangkutan. Zoospore Ulothrix dengan demikian dapat mewakili tingkatan permulaan dalam evolusi tumbuhan bersel banyak, tingkatan tersebut merupakan periode pertumbuhan bersel tunggal dan serupa dengan golongan flagelata yang hidup sekarang. Ulothrix, bilamana berkembangbiak dengan zoospora, dengan demikian dapat memberikan bukti mengenai nenek moyang golongan flagelata.

a)      Volvox
Volvox adalah salah satu spesies ganggang hijau yang berbentuk koloni. Koloni Volvox berbentuk menyerupai bola. Pada sel-sel vegetatif, bagian tepi berflagel dua. Koloni sel tersebut dihubungkan satu dengan yang lain melalui benang-benang sitoplasma. Koloni berbentuk bola jumlah antara 500 – 5000 buah. Tiap sel memiliki 2 flagel dan sebuah bintik mata. Koloni merupakan bola berlubang, yang dindingya terdiri atas ratusan atau ribuan sel-sel biflagelata yang terjalin dalam suatu matriks bergelatin. Sel-sel itu umumnya dihubungkan oleh untaian sitoplasma; jika diisolasi, sel-sel ini tidak dapat bereproduksi. Koloni besar yang terlihat di sini akhirnya akan melepaskan kolono “anak” berukuran kecil di dalamnya. Volvox hidup di air tawar misalnya di sawah atau di kolam.
Volvox yang berkoloni bereproduksi aseksual dengan fragmentasi.
Reproduksi aseksual berlangsung dengan cara pementukan anak koloni. Mula-mula sel-sel tertentu membesar, kemudian tumbuh ke arah, dalam membentuk anak koloni-koloni baru ini akan terlepas pada saat koloni induk pecah.
Koloni Volvox yang mengandung anak koloni brereproduksi seksual dengan konjugasi sel-sel gamet, dan Reproduksi secara seksual terjadi melalui oogami. Berikut ini proses reproduksi Volvox:
Sel-sel tertentu seperti yang membentuk koloni membesar dan berkembang menjadi sel telur. Sperma dihasilkan oleh koloni yang sama atau koloni lain. Selanjutnya sel-sel sperma berenang menuju sel telur dan membuahinya membentuk zigot. Untuk sementara waktu zigot mengalami masa istirahat. Zigot yang bersifat dorman ini memiliki dinding yang tebal dengan ujung tonjolan-tonjolan seperti duri, yang aktif kembali kemudian mengalami meiosis menghasilkan zoospore yang bersifat haploid.

II. CIRI-CIRI UMUM, KLASIFIKASI, DAN PERKEMBANGBIAKAN
a)      CHRYSOPHYTA
    
☼ Ciri-Ciri Umum

1. Bentuk tubuh

Chrysophyta kebanyakan bersel satu (uniseluler), dan bersel banyak (multiseluler) dan tubuhnya biasanya berbentuk seperti benang. Bentuk sel chrysophyta adalah Coccoid, amoeboid, berserabut, kolonial, atau thalloid, biasanya berflagella. Pigmen Chrysophyta berwarna keemasan. Warna keemasan pada Chrysophyta disebabkan oleh karoten dan xantofil. Disamping itu Chrysophyta mempunyai pigmen fotosintesis termasuk klorofil dan karotenoid seperti fukoxantin dan diadinoxantin. Chrysophyta memiliki klorofil A dan C, dan klorofil tersebut tersimpan didalam kloroplas yang berbentuk cakram atau lembaran.

2. Cadangan makanan

Cadangan makanan pada Chrysophyta berupa tepung krisolaminarin. Dan bahan simpanan utamanya adalah minyak dan krisolaminarin (leukosin) beberapa phagotrophic dan kanjinya tidak menimbun.


3. Struktur sel

• Dinding sel: Chrysophyta umumnya tidak berdinding sel. Bila ada dinding selnya maka terdiri dari lorika (Contoh: Dinobryon dan kephryon). Atau tersusun dari lempengan silicon (Contoh: Sinura dan mallomonas) atau tersusun dari cakram kalsium karbonat (Contoh: Syracospoera). Struktur selnya tidak mempunyai dinding selulosa dan membrannya menunjukkan kewujudan silica.

•Isi Sel: Pada Chrysophyta, isi selnya (berinti tunggal memiliki plastida yang terdiri dari 1 atau lebih.

•Kloroplas: Kloroplas pada Chrysophyta berwarna coklat keemasan. Chrysophyta menunjukkan perbedaan struktur kloroplas dan sering kali terdapat tiga thylakoids disekitar periphery kloroplas (girdle lamina). Kloroplas terdiri dari dua membran (CER), jarak periplastida antara dua kloroplas dan retikulumendoplasma sempit dan kurang adanya perbedaan struktur.

•Ribosom: Ribosom pada Chrysophyta terdapat pada permukaan luar CER.

•Vakuola Kontraktil: Terdapat satu atau dua vakuola kontraktil dalam sel (tergantung pada spesies) yang terletak dekat dasar dari flagel. Masing-masing vakuola kontrakil terdiri atas vesikel kecil yang berdenyut dengan interval yang teratur, mengeluarkan isinya dari sel. Vakuola kontraktil yang terdapat pada alga yang berflagel fungsi utamanya adalah osmoregulator.

•Badan Golgi: Badan golgi terletak di antara inti dan kontraltil fakuola. Badan golgi adalah organela yang terdapat pada sel eukariotik, baik hewan maupun tumbuhan yang strukturnya terdiri dari tumpukan fesikel bentuk cakram atau kantung.

•Nukleus: Nukleus dan kloroplas dihubungkan oleh membran kloroplas ER yang mana berhubungan dengan pembungkus inti.

4. Alat gerak
Chrysophyta memiliki alat gerak yang terdiri dari flagel dan jumlahnya tidak sama tiap marga (struktur dasar flagel pada alga mirip dengan flagel pada mahluk hidup lain. Susunan benang flagel menunjukkan pola 9+2 dengan tipe akronematik (whiplash) dan pantonematik (tinsei).Kedudukan dan keadaan flagelumnya berbeda, selnya boleh menjadi uniflagerum atau biflagerum. Jika biflagelat, flagelumnya mungkin sama panjang atau tidak. Tingkat flagenta yang paling tinggi yaitu heterokontois. Susunan tubuhnya ada yang berbentuk sel tunggal dan berbentuk koloni.Sel heterokontous mempunyai 2 flagel yaitu flagel licin dengan bulu kaku seperti pipa atau mastigonema dalam dua baris.

☼ Klasifikasi
Domain : Eukaryota
Kingdom : Chloromaiveolata
Divisi : Heterokontophyta
Class : Chrysophyta
☼ Reproduksi
Perkembangbiakan pada Chrysophyta terjadi secara generatif dan vegetatif. Dengan membelah secara longitudinal dan fragmentasi terjadi menjadi 2 macam yaitu:
1). Koloni: memisah menjadi 2 atau lebih (sel tunggal melepaskan diri dari koloni kemudian membentuk koloni yang baru).
2). Sporik: dengan membentuk 2 oospora (untuk sel yang tidak berflogel) dan statospora (tipe spora yang unik yang ditemukan pada Chrysophyta, dengan bentuk speris dan bulat, dinding spora bersilla, tersusun atas 2 bagian yang saling tumpang tindih, mempunyai lubang atau pore ditutupi oleh sumbat yang mengandung gelatin).


b)      PHAEOPHYTA


☼ Ciri-Ciri Umum
Seewead (rumput laut) atau disebut alga coklat adalah rumput laut yang berukuran besar. Suatu thallus rumput laut yang khas terdiri dari suatu holdfast yang menyerupai akar, dan suatu stem / stipe yang menyerupai batang, yang menopang blade yang menyerupai daun. Blade menyediakan sebagian permukaan untuk fotosintesis.

Beberapa alga coklat dilengkapi dengan pelampung yang mempertahankan blade agar tetap berada dekat permukaan air. Jauh dari zona intertidal dalam perairan yang lebih dalam, hidup rumput laut raksasa yang dikenal sebagai kelp. Bagian batang alga coklat ini panjangnya bisa mencapai 60 m. Set vegetatif mengandung kloroplas berbentuk bulat, bulat panjang, seperti pita; mengandung klorofil A dan klorofil C serta beberapa santofil misalnya fukosantin. Cadangan makanan berupa laminarin dan manitol. Dinding sel mengandung selulose dan asam alginat. Tubuh Phaeophyta selalu berupa talus yang multiseluler yang berbentuk filamen, lembaran atau menyerupai semak/pohon yang dapat mencapai beberapa puluh meter, terutama jenis-jenis yang hidup di lautan daerah beriklim dingin. Ganggang ini mempunyai gelembung udara sebagai pelampung. Kromotor memiliki butir-butir fokusan sebagai sisa dari hasil metabolisme. Berwarna kecoklatan karena memiliki pigmen yang dominan fikosantin selain klorofil, karoten dan xantofil. Alga ini banyak yang mengahsilkan algin (gel) yang dihasilkan dari marga Alaria, Macrocystis dan Laminaria.
☼ Klasifikasi
Domain : Eukaryota
Kingdom : Chloromaiveolata
Divisi : Heterokontophyta
Class : Phaeophyta
☼ Reproduksi
Sel reproduksi yang motil baik zoospora atau pun zoogamet berflagela 2 buah, tidak sama panjang dan terletak dibagian lateral dari sel, bertipe whiplash dan tinsel. Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan zoospora atau aplanospora tanpa dinding dan Propagula yang merupakan cabang khusus dari talus yang mudah patah. Reproduksi seksual dilakukan secara isogami, anisogami atau oogami.
Siklus hidup Laminaria: contoh pegiliran generasi heteromorfik.
1) Sporofit rumput laut ini imumnya ditemukan dalam air tepat dibawah garis pasang terendah, yang menempel pada batu dengan holdfast.
2) Pada awal musim semi, pada akhir musim tumbuh utama, sel-sel pada permukaan daun bekemabang menjadi sporangia yang,
3) Mengahasilkan spora melalui meiosis.
4) Semua zoospore mirip dalam hal struktur, akan tetapi separuh dari mereka dapat berkembang menjdi suatu gametofit jantan dan separuh lagi menjadi gametofit betina. Gametofit itu sama sekali tidak mirip sporofit, filamen pendek bercabangyang tumbuh diatas permukaan batu subtidal, yang sering kali terjalin satu dengan yang lainnya.
5) Gemetofit jantan melepaskan sperma dan gametofit betina menghasilkan sel telur, yang tetap terpaut pada gametofit tersebut. Sel telur mensekresikan sinyal kimia yang menarik sperma spesies yang sama, dengan demikian kemungkinan meningkatkan penyatuan gamet dilautan.
6) Sperma membuahi telur, dan
7) zigot tumbuh menjadi sporofit baru, yang memulai kehidupannya dengan terpaut pada sisa-sisa gametofit betina yang lama.
c)       RODHOPHYTA


☼ Ciri-Ciri Umum
Sebagian besar alga merah adalah multiseluler, dan yang terbesar menjadi bagian dari “rumput laut” bersama alga coklat, meskipun tidak ada alga merah yang sebesar alga coklat raksasa (kelp). Banyak diantara thallus alga merah berfilamen, sering kali bercabang dan saling terpilin dalam pola renda yang rumit, sperti Laminaria. Dasar thallus umumnya terdeferensiasi sebagi sebuah holdfast sederhana.
Berikut ini ciri-ciri spesifikasinya:
1. Sel mempunyai dinding yang terdiri dari selulose dan agar atau karagen.
Rhodophyceae tidak pernah menghasilkan sel-sel berflagela.
2.Pigmen
Khlorofil: terdiri dari khlorofil a dan d.
Fikobilin: fikoeritrin dan fikosianin yang sering disebut pigmen aksesoris.
- karoten
Pigmen-pigmen tersebut terdapat dalam kloroplas
3.Cadangan makanan berupa tepung flaridea dan terdapat diluar khloroplas.
4.Thalus
Hampir semuanya multiseluler, hanya 2 marga saja yang uniseluler. Thalus yang multiseluler berbentuk filamen silinder ataupun helaian. Pada dasarnya talus yang multiseluler, terutama yang tinggi tingkatannya terdiri dari filamen-filamen yang bercabang-cabang dan letaknya sedemikian rupa hingga membentuk talus yang pseudoparenkhimatik. Thalus umumnya melekat pada substrat dengan perantaraan alat pelekat. Pada Rhodophyta yang tinggi tingkatannya ada 2 tipe thalus: monoaksial dan multiaksial.
☼ Klasifikasi
Domain : Eukaryota
Kingdom : Chloromaiveolata
Divisi : Heterokontophyta
Class : Rodhophyta
☼ Reproduksi
Siklus hidup sangat beraneka ragam pada alga merah. Karena tidak memiliki flagella, gamet hanya mengandalkan arus air untuk dapat menyatu. Pegiliran generasi sangat umum terjadi pada alga merah.
Reproduksi secara vegetatif dilakukan dengan fragmentasi. Rhodopyceae membentuk bermacam-macam spora, karpospora (spora seksual), sporta, netral, monospora. Tetraspora, bispora, dan polispora.
Pada yang tinggi tingkatannya terdiri dari 2 tipe, yaitu bifasik dan trifasik.
1.      Bifasik: inti zigot langsung mengadakan meiosis; hingga menghasilkan karposporafit haploid yang tumbuh pada gametofitnya atau inti zigot membelah mitosis hingga membentuk karposporangium yang intinya diploid inti karposporangium mengadakan meiosis dan membentuk karpospora yang haploid. Karposporofit berada pada gametofit.
2.      Trifasik: inti zigot hanya membelah mitosis, membentuk karposporangium dengan karpospora yang diploid. Karposporofit terdapat pada gametofit, karpospora yang diploid tumbuh menjadi tetrasporofit yang diploid dan hidup bebas, tetrasporangium yang terbentuk intinya membelah meiosis dan menghasilkan 4 spora yang haploid (tertraspora). Tetraspora tumbuh menjadi gametofit. Gametofit dan tetrasporofit umumnya isomorfik.


ANATOMI SISTEM SARAF PADA Perichaeta sp



Perichaeta sp.
(Cacing hutan)


Perichaeta sp. merupakan salah satu spesies dari kelas Olygochaeta, da termasuk dalam kelompok Annelida.


Annelida

Ciri-ciri umum pada Perichaeta sp, yang termasuk dalam kelompok Annelida
Sistem saraf pada hewan ini terdiri dari ganglion otak dihubungkan dengan adanya tali saraf yang memanjang teus ke bagian belakang tubuh, sehingga system saraf berupa tangga tali. Alat eksresi disebut nephridium. Alat pencernaan makanan telah sempurna mulai dari mulut, saluran pencernaan dan anus. Mulut dilengkapi adanya gigi kitin yang berada di ujung depan sedangkan anus berada di ujung belakang bagian tubuh. Proses respirasi dengan menggunakan bagian epidermis pada seluruh permukaan tubuh dan berlangsung secara difusi.
Annelida memiliki segmen di bagian luar dan dalam tubuhnya. Antara satu segmen dengan segmen lainya, terdapat sekat yang disebut septa. Pembuluh darah, sistem ekskresi, dan sistem saraf di antara satu segmen dengan segmen lainnya saling berhubungan menembus septa. Rongga tubuh Annelida ini berisi cairan yang berperan dalam pergerakkan annelida dan sekaligus melibatkan kontraksi otot.
Ototnya terdiri dari otot melingkar (sirkuler) dan otot memanjang (longitudinal).
Cacing ini sudah memiliki pembuluh darah sehingga memiliki sistem peredaran darah tertutup. Darahnya mengandung hemoglobin, sehingga berwarna merah.Pembuluh darah yang melingkari esofagus berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Sistem saraf annelida adalah sistem saraf tangga tali.Ganglia otak terletak di depan faring pada anterior.
·        Sistem peredaran darah tertutup. Hewan ini bersifat hermafrodit tetapi pembuahan sendiri tidak akan terjadi melainkan pembuahan silang yakni pada waktu dua hewan mengadakan kopulasi. dan memiliki klitelum sebagai alat kopulasi. Tempat hidup air tawar, air laut dan darat. Sebagian ada yang bersifat parasit (merugikan karena menempel pada inangnya).
·        Simetri bilateral, berbentuk seperti gelang ('anellus' = cincin)
·        Memiliki rongga badan   yang disebut Triploblastik Selomata
·        Ruas tubuhnya yang terdiri dari segmen-segmen disebut Metameri yang terdiri dari alat   ekskresi
(nefridium) lubang reproduksi, otot dan pembuluh darah
·        Sistem pencernaan  sudah lengkap/sempuna. Sistem pencernaan annelida pun sudah lengkap, terdiri dari mulut, faring, esofagus (kerongkongan), usus, dan anus.
·       Sistem peredaran/sirkulasi  darah  tertutup. Darah terdiri dari plasma darah, mengandung haemoglobin hingga berwarna merah, sedangkan butir-butir darahnya tidak berwarna.

Gambar           : a). struktur tubuh pada cacing hutan (Perichaeta sp)
                               b). ptongan melintang pada tubuhn cacing (Perichaeta sp)

Sistem saraf pada Perichaeta sp.
Pada hewan ini, sistem saraf yang dimiliki hampir sama dengan yang dimiliki oleh hewan teman 1 kelasnya, yakni pada Lumbricus terrestris yang juga memiliki sistem saraf tangga tali, karena bentuk tali saraf yang dihubungkan memanjang hingga ke bagian belakang tubuh Perichaeta sp ini.
Banyak juga hewan lain yang memiliki sistem saraf mirip dengan cacing ini ini (Perichaeta sp). Karena, sistem saaf ini sangat sederhana dan hanya dimiliki oleh hewan tingkat rendah ( Invertebrata ), maka jika dibandingkan dengan hewan-hewan tingkat tinggi, yang telah memiliki sistem saraf yang lebih spesifik lagi. Maka hal ini akan sangat jauh perbedaannya.
Kebanyakan pada kelas Olygochaeta ini hidup di air tawar maupun di darat. Namun kebnyakan juga ditemukan di darat. Hewan ini mencari makanannya di dalam tanah, yang ada didalam tanah
Namun, mekipun system saraf pada hewan ini tergolong sederhana. Akan tetapi, seluruh system saraf ini mampu bekerja dengan baik, seperti pada system saraf hewan tingkat tinggi. Dimana semua sel-sel saraf dapat bekerja dengan maksimal dalam penghantaran impuls-impuls yang dibawa oleh sel-sel efektor.
System saraf sangat penting bagi organisme-organisme untuk menjalankan kehidupannya. Maka tak heran, system saraf ini sangat penting saat memahami keadaan linkungan sekitarnya.
Setiap organisme pun sensitif terhadap stimuli baik yang berasal dari dalam tubuh maupun lingkungan.  Agar dapat bertahan hidup & berkembang biak, maka hewan harus merespon dengan cepat  & tepat stimuli yang diterimanya melalui mekanisme hantaran sinyal oleh sistem syaraf.


Gambar 2.1. Anatomi pada Perichaeta sp:

Sistem syaraf mempunyai 3 fungsi:
1.INPUT: penghantaran sinyal dari reseptor sensoris ke pusat integrasi di SSP (otak & sumsum tulang belakang).
2.INTEGRASI: proses penterjemahan informasi yang diterima dari reseptor.
3.OUTPUT MOTORIS: penghantaran sinyal dari SSP ke sel-sel efektor.